Sunday, 8 October 2017

Definisi dan kedudukan Akal menurut islam

Assalamu’alaikum wr wb
Segala puji hanya milik Allah Swt. Satu satunya Rabb yang  berhak untuk disembah. Shalawat bertangkai salam semoga selalu senantiasa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw, beserta keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yang selalu mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat nanti.
Sobat blogger yang dimuliakan oleh Allah Swt. Akal sehat merupakan salah satu nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah Swt kepada kita. Dengan keberadaannya kita bisa berfikir. Selain itu, denganadanya akal kita dapat berinovasi menjalani kehidupan dan membangun peradaban. Serta, dengankeberadaannya mampu membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya sesuai jangkauan akal kita. Akal merupakan alat pembeda antara kita dengan hewan. Oleh karena itu Allah Swt banyak mendorong manusia supaya mau menggunakan akalnya untuk berfikir, diantaranya adalah FirmanNya
وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ وَٱلنُّجُومُ مُسَخَّرَٰتُۢ بِأَمۡرِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ١٢
artinya: “Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (Q.S an-Nahl:12)
Definisi akal
Akal (  اَلْعَقْلُ ) adalah bentuk masdar dari kata  عَقَلَyang berarti pikiran, atau bisa juga bermakna al-hikmah (kebijakan) atau tindakan yang baik dan tepat. Akal juga bisa diartikan kefahaman atau daya pikir seseorang. 

Sedangkan secara istilah, akal adalah daya pikir yang diciptakan Allah Swt kepada manusia guna melahirkan sejumlah aktivitas pemikiran yang berguna bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun akhirat, Menurut pendapat lain akal berarti pemikiran seseorang untuk menerima,membenarkan dan mengimplementasikan wahyu Allah di dalam Alqur'an dan As sunnah agar semua aktifitasnya sesuai dengan syariat islam.

Akal merupakan pikiran yang keluar dalam keadaan sadar dan tidak ada tekanan sehingga melahirkan keputusan keputusan yang bijaksana dan dapat dipertanggungjawaban. Kita tidak akan dapat hal semacam itu jika kita tidak mau mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.Dzat yang maha segalanya.
Mengapa Islam memuliakan akal
Karena kemampuan berfikir dan memahami sesuatu dengan baik membuat Islam memuliakan akal. Akal merupakan anugerah yang besar dari Allah Swt. Karena besarnya kemuliaan akal maka agama Islam menetapkan syariat untuk menjaga dan mengembangkan akal, diantaranya:
1.    Islam memasukkan akal kedalam dharuriyatul khamsah yaitu 5 hal kebutuhan primer yang harus dijaga dan tidak boleh dirusak baik yang maknawi (abstrak) seperti perjudian, (musik) dan nyanyian, memandang sesuatu yang diharamkan, maupun yang bersifat fisik seperti khamr (minuman keras), narkoba, dan lainnya, 5 hal tersebut yaitu
1)      Agama
2)       Jiwa
3)      Harta
4)      nasab (keturunan),
5)      akal.
2.      Begitu mulianya akal, syari’at Islam mengharamkan sesuatu yang bisa membuat akal sehat rusak dan tidak segan segan memberikan sanksi kepada seseorang yang membuat rusaknya akalsehat walaupun akal sehatnya orang itu sendiri. Selain itu, Agama Islam menjadikan akal sebagai salah satu syarat utama taklif (pewajiban / pembebanan dalam syari’at). Orang yang masih belum sempurna akalnya seperti anak-anak, ataupun yang memang memiliki kekurangan dalam akalnya seperti orang gila, maka gugur kewajibannya menjalankan syari’at.

Memposisikan akal sesuai kedudukannya
ibnu buhror aljafari akal



Melihat percakapan ini kita pasti bertanya tanya sebenarnya kedudukan akal menurut islam seperti apa melihat islam memuliakan akal.

Emang benar islam memuliakan akal, walaupun akal sangat mulia, bukan berarti Islam menetapkan akal ditempat yang tinggi mengingat kemuliaan akal. Artinya Islam memuliakan akal namun tidak berlebih lebihan dalam memposisikannya, karena akal manusia juga memiliki keterbatasan sebagaimana penglihatan, pendengaran, serta indera manusia lainnya. Sebaliknya, meskipun ia banyak memiliki keterbatasan, agama Islam juga tidak meremehkan dan mencela akal serta logika yang benar. Karena, akal yang baik justru akan menyempurnakan suatu ilmu dan amal seseorang. 
Dari  uraian di atas, jelas bahwa sikap yang benar dalam memposisikan akal adalah bersifat pertengahan, artinya tidak merendahkan dan tidak berlebih-lebihan sehingga menjadikan standar kebenaran agama semata-mata dari logika dan akal pemikiran manusia. Denngan keberadaan akaldi tengah tengah membuat akal sebagai media atau sarana bantu untuk beribadah (menjalankan semua perintahNya dan menjauhi semua larangNya) mengingat akalsebagai salah satu syarat utama taklif.
Penutup

Demikianlah paparan tentang kedudukan akal dalam agama Islam, semoga bisa menjadi refernsi keilmuan islam kita dan membuat kita lebih taslim (menerima dan patuh) terhadap syari’at Allah Swttundukterhadap hukum dan aturan Islam, serta menerima segala dalil syar’i yang datang kepada kita . Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment

Popular

Total Pageviews

6,084

Followers